Singkirkan Syetan-syetanmu
“Oleh : Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany”
Rasulullah Saw. Bersabda:
“Singkirkan syetan-syetanmu dengan ucapan Laailaaha Illalloh Muhammadur-Rasululloh, karena syetan itu diikat dengan kalimat itu sebagaimana kalian memembebani derita untanya dengan banyaknya tumpangan dan beban-beban yang dipikulnya.”
Singkirkan syetan-syetanmu dengan ikhlas dalam ucapan Laailaaha Illall0h, bukan sekadar ucapan verbal. Karena tauhid itu membakar syetan Jin dan syetan manusia, karena tauhid adalah neraka bagi syetan dan cahaya bagi orang yang manunggal (tauhid) pada Aloh.
Bagaimana anda mengucapkan Laailaaha Illalloh sedangkan dalam hati anda banyak Tuhan?
Segala sesuatu yang anda jadikan pegangan dan anda andalkan selain Alloh, maka sesuatu itu adalah berhala anda. Tauhid verbal (ucapan) tidak ada artinya jika qalbu anda musyrik. Tidak ada artinya menyucikan fisik sedangkan hati tetap najis.
Orang bertauhid itu menepiskan syetannya, sedangkan orang musyrik malah diperdaya oleh syetannya. Ikhlas adalah isi dari ucapan dan perbuatan, karena tanpa keikhlasan ucapan hanyalah kulit belaka, tanpa isi, yang tidak layak melainkan neraka belaka. Dengarkan ucapanku dan amalkan, karena mengamalkannya bisa mematikan neraka tamakmu dan menghancurkan duri nafsumu. Janganlah anda datangi suatu tempat yang bisa mengobarkan api watakmu yang bisa merobohkan rumah agama dan imanmu, dimana watak nafsu dan syetan berkobar lalu menghapus agama, iman dan yaqinmu. Karena itu jangan anda dengarkan ucapan mereka yang munafik yang penuh dengan kepura-puraan penuh dengan retorika keindahan. Nafsu itu senang dengan gaya seperti itu, seperti adonan roti yang masih mentah tanpa garam yang malah bisa merusak perut dan membuat hancur se-isi rumah.
Pengetahuan itu diambil dari ucapan para tokoh. Diantara para tokoh itu ada tokohnya Allah Azza wa-Jalla. Mereka adalah kaum Muttaqin, yang hatinya meninggalkan dunia, yang menjadi pewaris, dan yang ahli ma’rifat, mengamalkan ilmu dengan ikhlas. Dan segalanya tanpa ketaqwaan hanyalah sia-sia dan batil.
Kewalian itu hanya bagi orang yang taqwa di dunia dan di akhirat. Seluruh fondasi dan bangunan, dunia dan akhirat dari jiwa mereka. Sesungguhnya Alloh mencintai hamba-hambaNya yang taqwa dan berbuat kebajikan, yang sabar. Manakala anda punya intuisi yang benar, pasti anda akan mengenal mereka, mencintai mereka dan mensahabati mereka.
Intuisi itu benar manakala dicahayai oleh kema’rifatan kepada Alloh dalam hati. Karena itu jangan berpijak pada intuisi-mu jika belum ditimbang dengan ma’rifatulloh Azza wa-Jalla, hingga jelas benar informasi mengenai kebenaran dan kebajikan.
dan hatimu anda didik. Sedangkan watak dan nafsu serta kebiasaan sehari-hari yang buruk, tidak bisa dididik dan tidak ada kemuliaannya.
Anda malah harus bersedekah karena Alloh Azza wa-Jalla dan konsisten. Karena shadaqah yang diberikan bukan karena Alloh Azza-wa-Jalla adalah musuh, dan berpijak pada tindakan seperti itu akan musnah. Pemberian yang motivasinya bukan karena Alloh adalah kegagalan.
Nabi Saw, bersabda:
“Iman ini ada dua bagian; sebagian sabar dan sebagian lagi syukur.”
(Hr. As-Suyuthy dari Anas ra)
Bila anda tidak sabar atas derita, tidak syukur atas nikmat, maka anda belum beriman. Karena hakikat Islam adalah Istyislam (pasrah diri total pada Allah).
Ya Allah hidupkan hati kami dengan tawakkal kepadaMu, dengan taat dan dzikir hanya bagiMu, dengan berserasi padaMu, dengan Tauhid hanya bagiMu.
Nabi Saw; bersabda:
“Para Ulama adalah pewaris para Nabi.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Majah, Abu Dawud, dan Ibnu Hajar).
(tidak berhak menyandang pewaris).
Aku melihat Uama-ulama kalian bodoh-bodoh. Yang anda anggap zuhud malah memburu dunia, berserah diri pada makhluk, namun alpa pada Al-Khaliq Azza wa-Jalla. Percaya pada selain Alloh Azza wa-Jalla adalah penyebab laknat. Nabi saw, bersabda:
“Dilaknati! Dilaknati! Makhluk yang kepercayaannya pada makhluk sesamanya”.
Sabdanya pula:
“Siapa yang menggantungkan rasa butuhnya pada makhluk maka dia menjadi hina.”
Jika anda tidak sabar anda tidak bisa beragama, tidak ada modal bagi iman anda.
Nabi saw, bersabda:
“Sabar itu bagian dari iman, seperti kepala bagi fisik tubuh”
(H.r. Al-Hindy dan al-Iraqy).
Makna sabar, berarti anda tidak pernah mengeluh, tidak bergantung pada sebab akibat dunia, dan tidak membenci cobaan, juga tidak senang hilangnya cobaan. Seorang hamba ketika tawadlu karena Alloh Azza wa-Jalla saat fakir dan sangat butuh, dan ia sabar bersamaNya untuk mengikuti kehendakNya, tidak tidak congkak dengan sifat-sifatnya, lalu meraih pencerahan dalam ibadah di tengah kegelapan, berusaha dengan pandangan mata kasih sayang, maka Alloh akan mencukupinya dan keluarganya dengan kecukupan tiada terduka.
Allah swt berfirman:
“Siapa yang bertaqwa kepada Alloh maka bakal diberi jalan keluar, dan diberi rizki yang tak terhingga.” (Ath-Thalaq 2).
Anda ini seperti tukang bekam yang mengeluarkan penyakit orang lain, sedangkan dirimu penuh penyakit yang tak bisa anda keluarkan. Saya melihat anda semua sepertinya bertambah ilmunya secara lahiriyah, namun secara batin malah tampak tolol.
Dalam kitab Taurat disebutkan: “Siapa yang bertambah ilmunya, maka bertambahlah sedihnya.”
sumber : http://sufinews.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar